Ngerasa nggak sih, makin lama sistem pendidikan di Indonesia makin ribet?
Ya, gue ngerasa gitu. Gue ngerasa di Indonesia ini, orang yang bisa sekolah dan nuntut ilmu dengan layak itu cuma orang kaya.
Bayangin aja, SD dan SMP udah dikasih BOS, tapi tetep aja banyak anak yang ga mampu sekolah. Bahkan untuk wajib belajar 9 tahun.
Lebih parahnya lagi, kebanyakan sekolah sekarang "menaikkan taraf"-nya menjadi "Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional". PERCUMA. Yang bisa sekolah disitu cuma anak-anak orang kaya.
Efeknya apa? Anak-anak berprestasi dari keluarga yang kurang mampu, bakal kegusur. Masuk ke sekolah negeri yang kualitasnya lebih dibawah. Terus, terus, dan akan terus terjadi pergeseran. Yang pada akhirnya, sekolah swasta sama sekolah negeri ngga ada bedanya. Sama-sama mahal.
Apa jadinya nggak kebalik? Sekolah yang tadinya kualitasnya bagus, diisi oleh calon penerus bangsa yang cerdas dari semua golongan jadinya diisi oleh anak-anak yang orangtuanya berkantong tebal. Sedangkan sekolah yang biasa saja kualitasnya, pelayanannya, infrastrukturnya, kini diisi oleh generasi muda berprestasi.
Mereka berhak mendapat lebih!
Mereka berhak mendapat pendidikan yang layak!
Mereka berhak sekolah di tempat yang lebih baik! |
Kenapa sih, sekolah nggak di-gratisin aja semuanya? Dari SD sampe SMP. Dan nggak usah ada sekolah yang ngaku-ngaku Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional kalo cuma jadi alasan supaya bisa memungut biaya lebih.
Begini nasib calon penerus bangsa yang tidak dibantu |
Kasihan sekali mereka-mereka di luar sana yang mendambakan pendidikan yang layak, namun dihalangi oleh keterbatasan biaya. Kapan Indonesia maju kalau penerus bangsanya tidak dibantu menuntut ilmu?
Bapak-bapak, ibu-ibu pejabat negara, kasihanilah aku, dia, kami, mereka. Kami tak minta macam-macam, hanya bantuan agar kami bisa menuntut ilmu dengan baik, dengan layak. Kami hanya menuntut hak kami. Supaya kami dapat menjalankan kewajiban kami, untuk membangun bangsa kami menjadi bangsa yang lebih baik.
Salam pengemis pendidikan~!
kalau mau dilihat lebih teliti sih ini salah satu efek dari masalah 'warisan' juga.. dulu negara ngutang, utangnya diwarisin ke anak cucu, sekarang kalaupun ada dan juga 'nyepret' kemana-mana dananya :p Jadi ya gimana mau kasih subsidi? wong uang bua subsidinya gak ada :p
ReplyDeletekalo gitu, anggaran belanja negara yang kurang penting dikurangi aja, dialihkan ke pendidikan. kalo orang Indonesia nanti pada bego semua gara2 ga dapet pendidikan, nanti utangnya tambah banyak!
ReplyDeletenah kan masalahnya bukan kurang alokasinya, tapi dana yang udah dialokasiin itu 'dikurang-kurangin' (baca;salah masuk rekening entah-siapa-tapi-yah-u-know-lah-siapa :p). Masalahnya, mereka-mereka yang ngurusin itu kurang memikirkan masa depan bangsa, belum sadar kalo kehadiran mereka itu buat mengabdi,, seharusnya peekrjaan di pemerintahan itu bukan perkerjaan yang mencari gaji, tapi melayani. Mungkin mereka belum siap aja dapet posisi spt itu, belum ngeh bener akan tugas mereka. Hufft, makanya sering bingun sama orang ang dengan senang hatu mencalonkan diri padahal belum tentu punya pengalaman yg cukup,, dan pengalaman itu bukan hanya sekedar tau apa kerjaannya, tapi juga tau situasi+temptation dari posisinya :p
ReplyDeletenaaaaah! disitulah maksud sindiran saya :)
ReplyDeleteMENGAPA OH MENGAPA MEREKA MENGAMBIL HAK ORANG LAIN, WAHAI PARA PEJABAT NEGARA?
sadarlah, para pejabat negara, kalian ada diatas karena diangkat oleh yang di bawah. tidakkah kalian bisa tunjukkan rasa terima kasih?
atau, jika yang di bawah sudah tidak kuat mengangkat yang di atas, maka kalian akan jatuh!
dan hancur berkeping-keping.