"Aku udah tau dari dulu kok"
"Kenapa kamu ga pernah bilang sama aku? kenapa?"
"Ma..maaf.."
"Zan, kamu tuh kenapa sih? Aku heran kenapa semuanya serba bohong."
"Benci. Aku benci kamu sejak 964 hari yang lalu. Sejak aku pertama kali ketemu dan kenal kamu."
***
"Kampret lu, kerjain aja sendiri kalo ga bisa baca tulisan gue!"
Kalimat pertama yang kudengar di awal hariku saat memasuki kelas baru. Tak kusangka, seorang anak perempuan yang duduk di depan meja guru yang melontarkannya. Aku terkejut, namun lebih memilih untuk tak perduli. Tetap saja aku melengos, mencari bangku yang kosong walaupun sekian pasang mata menatapku heran. Mungkin aku dikira salah masuk kelas. Mungkin juga aku memang salah masuk kelas.
Ini memang hari pertamaku di sekolah ini. Walaupun ini hari ketiga bagi orang-orang di kelas ini. Ya, kalian memang tak salah sangka. Aku murid baru di sekolah ini. Tolong jangan tanya apa alasanku pindah ke sekolah ini, aku cukup sensitif. Mudah-mudahan aku tak menyesal pindah ke sekolah yang kualitasnya satu tingkat di bawah sekolahku semula. Amin.
Bel masuk berbunyi. Seseorang menghampiriku. Awalnya aku kira dia ingin mem-bully-ku karena aku anak baru. Ternyata tidak. Dia ketua kelas. Yang aku heran adalah, kenapa dia tidak memperkenalkan dirinya ataupun menanyakan namaku, melainkan dia memberitahuku kalau aku wajib bayar uang kas kelas sebesar dua ribu rupiah seminggu. Murah sekali, pikirku.
Tak lama kemudian seorang guru datang. Dia lalu meng-absen murid-murid di kelasku. Setelah nama Zainudin dipanggil, guru itu menatapku tajam. Kupikir karena wajahku yang terlihat bodoh, duduk di bangku paling belakang, dan memakai seragam sekolah lain. Responku saat dia menatapku: membuka senyuman selebar galon, memamerkan gigi sambil mengeluarkan suara ha-he-ha-he. Jelas akan merusak image-ku.
***
Jya~
No comments:
Post a Comment
Leave comments would be nice for me :D